Senin, 13 Juni 2011

PERANAN WANITA TONGAH-TONGAH KEHIDUPAN ZAMAN MODERN PAKON POSTMODERN

PERANAN WANITA TONGAH-TONGAH KEHIDUPAN ZAMAN MODERN PAKON POSTMODERN
(Di sampaikan dalam ceramah Wantia GKPS Kampugn Durian, Medan)
Jumat 3 Juni 2011.
Oleh
DR. Jonriahman Sipayung (Dosen STT Abdi Sabda Medan)
Zaman apakah zaman sekarang ini?
Ada menyebut zaman modern adalah zaman baru, zaman mutakhir. Dan zaman modern ini punya dampak yang luar bisa. Misalnya industri komunikasi yang canggih saat ini. Dengan ditemukannya alat komonikasi yang canggih saat ini seperti alat seluler Hand Phone, IPod, face book, twitter, dll membuat kita semakin dekat dan cepat melakukan banyak hal. Dengan hubungan lewat telekomunikasi canggih sekarang ini jarak tidak lagi menjadi penghalang bagi kita untuk berkomunikasi. Sehingga boleh kita sebut tidak ada lagi-lagi batas-batas di antara kita (borderless) sebab kita bisa melihat walaupun berjauhan, kita bisa komunikasi begitu cepat dan apa yang terjadi di sebuah Negara yag jauh kita dapat dengan cepat mengetahinya. Bahkan dalam zaman yang modern ini,.misalnya kita menemukan kesulitan-kesulitan untuk mencari defenesi tertentu yang kita senangi, saat ini sangat gampang sekali. Hanya klik atau sentuh (touch) situs tertentu atau klik w.w.w…Sudah kita akan diberi informasi yang luar biasa banyaknmya. Misalnya klik http://radhityanotes.com/read/2011/04/07/34/berikut-ini-adalah-7-tip-rahasia-supaya-awet-muda.html. Dengan website ini muncul informasi mengenai 7 rahasia awet muda, Tentu informasi ini sangat penting bagi kita. Misalnya menurut informasi ini rahasia awet muda adalah sebagai berikut: 1. Selalau merasa bahagia (ada optimisme), 2. Perlu banyak bergerak, misalnya olahraga dengan olah raga risiko terkena serangan jantung, osteoporosis, dan kanker pun akan mengecil; 3. Perlu mengkonsumsi vitamin C, misalnya mengkonssumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang mengadung banyak serat; 4. Menggunakan pelindung dengan lotion-lotion tertentu; 5. istiraht cukup; 6. Perhatikan penampilan, sekalipun usia terus bertambah namun perlu penampilan atau tata rias diperhatiakan, 7. Optimis.
Misalnya untuk mengetahaui resep keluarga yang baik, hanya klik saja www.: http://female.kompas.com/read/2009/10/13/14354881/Resep.Keluarga.Bahagia. Dengan hanya mengklik ini muncul rahasia keluarga bahagia Tentu kita sepanagn hidup butuh tahu apa arahsia keluarga bahagia. Menurut informasi dari WWW ini ada beberapa hal:1. Mengetahui siapa dirinya Kenali diri sendiri), 2. Perlu bersandar pada orang lain artinya kita dengan orang lain sesama dan tetangga, (Tentu perlu juga bersandar kepada Tuhan) 3. Mengajarkan kepada anak-anak bagaimana mengatasi keterpurukan misalnya dengan mengajak anak-anak punya optimisme dan bersyukur, 4. Pentingya ada waktu bersama dengan keluarga. Inilah menurut Scott Haltzman, MD, penulis buku The Secrets of Happy Families rahasia atau resep keluarga bahagia. .
Jadi hanya dengan klik saja ini dan itu kita sudah banyak sudah dapat mengakses informasi apa yang kita ingin. Tentu bayak lagi yang dapat kita lacak melalui mengakses internet saja, itu semuanya karena kemajuan zaman. Sekalipun zaman modern ini dapat juga melahirkan dampak yang kurang baik msialnya dalam zaman modern ini tidak ada lagi waktu tersisa untuk istirahat, kita begitu cepat bergerak dan mengabaikan komunitas-komunitas yang ada. Zaman ini mementingkan pengetahuan / otak manusia. Ilmu adalah segala-galanya. Bahkan lebih radikal lagi ilmu pengtahuan menjadi Tuhannya. Semua keadaan ini membawa kita menjauh dari Allah. Sehingga keadaan ini membawa kita kepada sekularisasi artinya yang berkaitan dengan moralitas yang disampaikan oleh agama tidak perlu lagi.
Di samping adanya zaman modern saat ini juga yang disebut dengan postmodernisme (posmo), artinya secara sederhana masa setelah zaman modern. Beberapa ciri dari zaman posmo ini adanya paham relativisme, pluralisme, misalnya mengenai kebenaran relative sifatnya. Pengetahuan adalah benar, tetapi perasaan saya juga benar. Apa yang saya katakana adalah benar, dan apa yang kamu katakana itu adalah benar. Kepercayaanku benar, demikian juga kepercayaanmu benar. Jadi kebenaran ada di mana-mana. Sehingga kebenaran menjadi semu dan relative. Inilah gagasan yang disampaiakn dalam zaman postmodern ini. Pertanyaan kita bagaimanakah sikap wanita dan peranan wanita dalam gaya hidup modern dan post modern ini?
Sebelum saya mengusulkan bagaimana sikap dan peranan wanita dalam gaya hidup modern ini, ada baiknya kita jelaskan dulu siapakah yagn bernama wanita atau perempuan?
Dilihat dari bahasa Sansekerta kata perempuan itu berasal dari kata “mpu” berarti “tuan”yang dapat memiliki kuasa. Dari bahasa Melayu perempuan disebut “empu” yang artinya ibu dan puan bentuk feminis dari tuan. Jadi perempuan dari pengertian ini adalah sebagai tuan atau puan yang diempukan atau yang dihormati. Bagaiaman dengan kata “wanita”? Kata ini berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya “elok dan cantik”. Dengan artian ini dapat kita sebut yang namanya wanita adalah menunjukkan sosok pribadi yanag cantik dan elok. Kita perlu bangga dengan arti ini. Bisa dibandingkan dalam Alkiab ketika penciptaan sudah selelesai Allah menyebut “Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baikdibuat Allah” (Kej 1:31). Adakah perbedaan ari perempuan dan wanita? Pada hakatnya itu tidak berbeda. Baik perempuan dan wanita punya arti yang sama yaitu dipahami sebagai orang diempukan dan dihormati. Pemahaman ini mendorong kita untuk menyapa dan mempraktekkan sikap menghormati perempuan bukan sebaliknya..
Kalau kita meneliti dari suddut Alkitab tentang arti kata perempuan sangat berhubungan dengan laki-laki. Dalam bahasa Ibrani ada kata isysya, issa artinya perempuan atau istri. Sedangkan untuk kata laki-laki disebut iss, yang artinya suami atau tuan. Hubungan kedua kata ini erat kaitannya sekali. Berdasarkan informasi Alkitab perempuan disebut “diambil dari tulang rusuk laki-laki” (bnd. Kej 2:22). Ini jua memprlihatkan adanya kesatuan antara perempan dan laki-laki adalah hubungan yang tak terpisahkan. Bahkan Perempuan dan laki-laki adalah sama-sama gambar Allah (Kej 1:27). Kata isysya, issa diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani yaitu , gune yang artinya wanita, baik menunjuk wanita yang sudah atau yang belum menikah juga termasuk janda (Mat 11:11, 14:21). Kata ini juga dipakai menunjuk kepada istri (bnd. Mat 1:20. 1 Kor 7:3-4). Perkataan gune dalam bahasa Yunani dimaknai sebagai makna positif yaitu menunjukkan kehebatan (severity: kekerasan, kehebatan, kesederhanan) dan penghormatan (respect), serta mendatangkan rasa kasih (endearment). Misalnya Yesus menggunakan kata gune ini tujuannya untuk menunjukkan “kehebatan” iman seseorang perempuan. Yesus menyebut: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." (Mat 15:28, bnd. Yoh 2:4, 4:21, 19:26). Dalam bahasa Yunani ada beberapa istilah untuk menunjuk kepada perempuan atau wanita (female) misalnya, kata  thelus artinya perempuan (bnd. Mrk 10:6). Kata thelus ini menunjuk kepada perempuan yang belum menikah (bnd. Mat 1:23). Kata ini sejajar dengan arti parthenos yaitu seorang yang masih perawan. Istilah lain  chera untuk menunjuk perempuan yang sudah janda (bnd. Mat 23:14, Mark 12:40-43;; 1 Kor 7:8 dst).
Bila dilihat dari sudut pengggunaan kata-kata Yunani di atas, maka kata yang paling sering digunakan dalam Perjanjian Baru adalah kata gune, yaitu dipakai sebanyak 209 kali, yaitu menunjuk kepada arti perempuan atau wanita.
Dari pemahaman di atas penyebutan kata perempuan atau wanita menunjukkan sapaan penghormatan, kehebatan kepada perempuan dan bukan sebaliknya perendahan atau penghinaan. Namun dalam prakteknya perlakuan terhadap perempuan atau wanita sangat bertentangan. Perempuan sering diperlakukan buruk dan tidak manusiawi serta diperlakukan sebagai kelompok yang diabaikan atau kelompok yang lebih rendah dari laki-laki. Sehingga apa yang dinamakan penghargaan dan penghormatan terhadap perempuan sangat jauh dari harapkan kita saat ini. Dari pemahaman orang Yunani kedudukan seorang perempuan sangat direndahkan. Perempuan dianggap sebagai inferior kelas yang lebih rendah dibanding dengan kaum laki-laki. Pernah terjadi di tahun 475-425 BC seorang wanita Yunani tidak boleh menampakkan wajahnya ke luar rumah dari jendela atau pintu rumah mereka. Juga ada sebuah puisi yang merendahkan status perempuan yaitu: “Kita sebagai wanita tidak boleh keluar rumah sesuka hati kita, tetapi kita harus menunggu laki-laki kita”. Istri tidak boleh menceraikan suaminya, sedangkan suami dapat menceraikannya setiap waktu. Sejak dini perlakuan terhadap anak perempuan Yunani sangat diskriminataif. Misalnya anak-anak laki-laki orang Athena diawasi dan dijaga dengan ketat, disekolahkan, diajari untuk membaca dan menulis, dibekali pendidikan puisi, musik dan gymnastik (olah raga, atletik dan semacamnya), sedangkan anak perempuan tidak disekolahkan, hanya tinggal di rumah saja. Kaum wanita / istri tidak diperbolehkan bercakap-cakap dengan orang lain di luar keluarganya sendiri, bahkan komunikasi dengan suaminya sangat dibatasi. Sehingga ada ungkapan “Hai wanita diam merupakan perhiasan bagi wanita”. Diam dan perhiasan adalah sesuatu yang paling cantik bagi perempuan, dan tetap membisu di rumah”. Dalam hal ini Aristotels menyebut “silence gives grace to women” (diam mendatangkan anugerah bagi wanita). Penulis Yunani yang bernama Sophocles dan Aristophanes menjelaskan bahwa seorang anak bernama Telemachus memarahi ibunya Penelope saat ibunya sedang berbicara kepada laki-laki, karena alasananya :berbicara adalah haknya laki-laki”. Perempuan juga sangat direndahkan misalnya, pikiran wanita adalah jahat, tujuannya penuh tipu muslihat, hatinya tidah murni. Dan wanita dicela sebagai orang yang pembawa dosa ke dunia ini, perempuan tidak dapat dipercaya. Oleh sebab itu perempuan tidak punya status sosial apa-apa. Bila seorang ibu melahirkan anak laki-laki sangat disambut dengan sukacitanya, maka dia dibiarkan hidup, tetapi sebaliknya bila yang lahir adalah anak perempuan maka anak itu akan dihabisi atau dibunuh. Seorang suami Yunani bernama Hilarion pernah berkata kepada istrinya yang sedang mengandung: “bila ia melahirkan anak laki-laki, biarlah lah dia hidup, tetapi bila lahir anak perempuan, lemparkanlah dia”. Karena anak-laki-laki adalah lebih penting dari ibunya sendiri. Perlakuan terhadap wanita, sejak dini (lahir) hingga dewasa dalam budaya Yunani benar-benar sangat direndahkan, bahkan wanita atau perempuan tidak punya status sosial. Semuanya ini menunjukkan bahwa perempuan di mata orang Yunani sangat diskriminatif.
Demikian juga bila dihubungakan kedudukan perempuan dalam perspektif orang Romawi sedikit mengalami perubahan bila dibanding dengan perlakuan diskriminatif dalam budaya Yunani. Beberapa perlakuan merendahkan wanita dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari orang Romawi. Misalnya pembunuhan terhadap anak perempuan masih sering terjadi. Perempuan dalam budaya Romawi sedikit lebih bebas dibanding Yunani. Misalnya di antara anak –anak Romawi yang memiliki status sosial tinggi anak-anak mereka dapat menikmati pendidikan sekolah. Misalnya belajar tata bahasa dan membaca. Bila ada tamu di kelurga orang Romawi, seorang istri tidak dapat duduk dan makan dengan tamunya. Demikian juga ada pembatasan yang jelas antara laki-laki dan perempuan. Hal ini didukung oleh hukum lex Voconia (hukum yang diberlakukan sekitar tahun 169 BC) bahwa seorang wanita harus tunduk sepenuhnya terhadap suami, dan si istri tidak berhak memperoleh harta warisan. Misalnya seorang suami dapat menceraikan si istri bila sang istri bepergian keluar tanpa kerudung (penutup kepala), namun si istri tidak dapat menceraikan suaminya. Dan sekalipun ada wanita mendapat warisan itu hanyalah terbatas dan sedikit sekali.
Sekalipun demikian perlakukan diskriminatif terhadap wanita dam perempuaan dalam budfayay Yuanni dn Romawi tetapi Alkitab perempauan dimaknai sebagai sosok pribadi dan partner laki-laki. Perempuan dan laki-laki adalah gambar Allah (Kej 1:27). Para istri dan anak-anak perempuan dapat tampil di hadapan umum setiap hari, baik itu dalam perayaan-perayaan atau peristiwa keagamaan (bnd. Kej 24:13, Kel 2:16, Ul 12:12). Wanita juga dapat melayani di depan pintu kemah Pertemuan (Kel 38:8; 1 Sam 2:22). Demikian juga nabi perempuan yang ambil bagian dalam pelayanan, misalnya Debora (Hak 4:4-16; Huldah (2 Rj 22:14-20 dan Noaja (Neh 6:14). Perlakuan terhadap istri dan suami adalah dalam posisi equal / sama. Misalnya dengan penyebutan “Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya, ia pasti dihukum mati.” (Ams 21:17; Im 20:9, Ul 21:18-21; 27:16). Dalam fatsal terakhir kitab Amsal disebut bahwa seorang istri yang cakap adalah berharga dari pada permata (Ams 31:10). Ini menjunjukkan bahwa wanita memiliki harkat dan martabat yang sama dengan laki-laki. Perempuan itu dianggap sederajat dengan suaminya, misalnya istri dicintai, dihormati bahkan nasehatnya didengarkan (Kej 16:2; 23:2; 24:67). Contoh ini mendorong kita menyimpulkan bahwa perempuan bukanlah mahluk rendahan tetapi sejajar dengan laki-laki atau suaminya. Demikian jgua dalam PB wanita banyak mengambil peranan penting baik dalam pelayanan Yesus dan juga pelayanan Paulus. Dalam pelayanan-Nya Yesus bukan saja disertai oleh kedua belas murid-Nya, melainkan juga oleh pelayan-pelayan perempuan lainnya. Misalnya Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain (Yoh 8:2). Demikian juga Paulus dalam pelayannya banyak dibantu oleh pelayan wanita, misalnya Lidia (Kis 16:15), Febe yaitu seorang diakones yang melayani di jemaat Kenkrea (rom 16:1), Priscila, istri dari Aquila ( Kis 18:2,26, Rom 16:3). Semuanya ini menunjukkan bahwa perempuan bukanlah kelompok yang disepelakan atau yang direndahkan.Sehingga yang diharapkan Tuhan dari kita semua baik perempuan dan laki-laki adalah hubungan saling menghargai dan menghormati.
Peranan wanita dalam gaya hidup modern dan postmodern.
Dengan memperhadapakn wanita dengan gaya hidup modern dan post modern, wanita perlu memiliki sikap “selektif” terhadap budaya-budaya yang berkembang. Seperti seorang ibu yagn menampi padi ia akan memisah beras yanag ditampi. Yang baik ditampung sedang yang tidak baik dibuang jauh-jauh.
Menjadi seorang ibu tidak gampang, sebab ia harus menjadi teladan bagi anak-anaknya, selain itu ia juga harus mendidik anak-anaknya menjadi anak yang baik, bertanggung jawab dan takut akan Tuhan. Misalkan peranan seorang dalam zaman moden ini sangat sibuk dan repot; apalagi pengaruh teknologi informasi yang canggih ini dengan media selular, Internet serta ditambah dengan pergaulan bebas anak-anak muda. Dan ada yang sangat menyusahkan para orang tua, terhadap anakanya bila sudah depend on (tergantung pada) Sabu-Sabu (SS) dan Narkoba. Dengan perkembangan zaman modern, sangat rentan sekali mengubah perilaku hidup manusia termasuk keluarga. Untuk ini peranan ibu sangat diperlukan, ibu perlu menjelaskan dampak possitif da negative sebauah zaman. Dan seorang ibu atau perempuan senantiasa harus memantau anak-anaknya dan membimbing mereka ke jalan yang benar. Dengan kemajuan zaman wanita perlu juga untuk mensiasati perkembangan-perkembangan zaman. Dan juga belajar terhadap Perkembangan zaman. Contoh wanita perlu belajar menggunakan jaringan internet, face book. Dengan pemahaman ini di samping orang tua juga dapat memperoleh informasi-inforamsi terkini juga menjadi kesempatanan memberi pengarahan dan pengendalian terjadap anak-anak sehingga mereka menggnuankan waktu dan selular hp kepada tujuan yang berguana. Seorang ibu menjadi pengajara segala sesuatu yang baik.
Wanita juga dalama zaman modern dan post modern ini diharapakan untuk menjadi “garam” dan terang dunia (bnd. Mat 5: 13-16) dan tidak terpengaruh dengan ajaran-ajaran dunia seperti Post modernisme yang ciri khasnya menekankan relativisme. Menekanakan pangajaran yang semu. Tetapi sebaliknya wanita diharapkan sangat berperan untuk memberi pengajaran yang sesuai dengan Alkitab, misalnya dalam Yoh 14:6, jelas bahwa kebenaran adalah di dalam Yesus Kristus. Sama seperti Eunike dan Luis mengajarkan tentang firman Tuhan dan memperlihatkan keteladanan bagi Timoteus ( 1 Tim3:14-17).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar